Earth Hour Regional Kalimantan Beraksi Melawan Kabut Asap

Added by Earth Hour Indonesia on 2nd March 2016 in the category Uncategorized.

Oleh: Natalia Trita Agnika

“Palangkaraya Gelap oleh Asap”. Itulah judul berita salah satu media cetak nasional ketika memberitakan  dampak kabut asap pada tahun 2015 silam. Kebakaran lahan dan hutan di Kalimantan Tengah pada tahun lalu mengakibatkan aktivitas penerbangan terganggu, jarak pandang terbatas, hingga gangguan kesehatan.

Earth Hour Palangkaraya sebagai salah satu komunitas yang peduli terhadap lingkungan hidup tidak tinggal diam. Mereka segera melakukan serangkaian aksi terkait kabut asap. Hal pertama yang mereka lakukan adalah kampanye dan menyebarkan informasi melalui media sosial mengenai kabut asap, di antaranya tentang penyebab kebakaran, bahaya asap, kegiatan penanggulangan yang dilakukan oleh banyak pihak (Pemda dan relawan), dan tindakan preventif yang bisa dilakukan oleh masyarakat menghadapi asap. Melalui Facebook, informasi yang mereka sampaikan mendapat sambutan dari masyarakat Palangkaraya dan Kalimantan Tengah.

EH Palangka (3)

Tak berhenti di media sosial, EH Palangkaraya juga melakukan aksi langsung dengan melakukan penggalangan donasi. Dana yang terkumpul digunakan untuk memberikan layanan kesehatan gratis  (pemeriksaan dan pemberian obat cuma-cuma), pembagian susu dan vitamin anak kepada warga masyarakat dan relawan pemadam kebakaran yang rentan terkena dampak kabut asap. Aksi peduli kesehatan#bantukorbanasap tersebut dilakukan setelah sebelumnya berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Palangkaraya.

Memanfaatkan kekuatan media sosial, pesan broadcast, dan proposal, EH Palangkaraya bisa melakukan 30 aksi di satu kota, yaitu Palangkaraya dan enam kabupaten (Kab. Kapuas, Kab. Kotawaringin Barat, Kab. Kotawaringin Timur, Kab. Katingan, dan Kab. Pulang Pisau). Sebanyak 25 aksi layanan kesehatan gratis yang dilakukan telah melayani 2.294 pasien. EH Palangkaraya juga membagikan masker N95 dan masker bedah sebanyak 5.934 buah, 3.301 botol vitamin anak, 200 kaleng oksigen murni, 1.240 paket sembako, dan 6.074 gelas susu.

EH Balikpapam_Masker

Aksi nyata tersebut berhasil dilakukan karena berkolaborAKSI dengan banyak pihak, salah satunya dengan WWF-Indonesia kantor Kalimantan Tengah yang memberikan dukungan transportasi sehingga semua dana dapat dimaksimalkan untuk pembelian obat-obatan, susu, dan vitamin. Bantuan datang dari berbagai pihak, baik dari Kalteng maupun luar Kalteng. Selain berupa dana dan barang, bantuan juga berupa relawan dokter serta dukungan tenaga medis dan apoteker. Eksekusi di lapangan dibantu oleh ketua RT, tokoh masyarakat, kepolisian, dan aparat desa. Aksi EH Palangkaraya tersebut mendapatkan penghargaan Bakti Kami Indonesia tahun 2015 untuk kategori komunitas Peduli lingkungan yang diberikan oleh BRI dan Kopi Jos Palangkaraya.

Komunitas EH lainnya yang berada di regional Kalimantan juga tak berpangku tangan. EH Balikpapan misalnya, turut melakukan aksi bagi-bagi masker di jalan untuk para pengendara bermotor, terutama anak-anak dan orangtua. BerkolaborAKSI dengan Indonesia Bebas Asap, mereka menggalang dana dari masyarakat Balikpapan untuk korban asap di beberapa tempat yang terkena dampak sangat parah dan kualitas udaranya sudah sangat berbahaya.

EH Balikpapan_mangrove

Selain isu kabut asap, komunitas Earth Hour Balikpapan juga peduli terhadap daerah aliran sungai (DAS) yang ada di daerah mereka. DAS yang dimaksud adalah DAS Manggar. Dulu, banyak masyarakat pendatang yang tinggal di situ membuka tambak ikan dengan cara menebang pohon-pohon mangrove yang ada di sana. Seiring berjalannya waktu, tambak-tambak tersebut tak lagi produktif dan ditinggalkan begitu saja. Dengan semangat cinta lingkungan, EH Balikpapan melakukan aksi demi perubahan ke arah yang lebih baik. Sejak akhir tahun 2014, EH Balikpapan mengadakan Aksi Satria Mangrove dengan menggunakan sistem adopsi dalam penanaman mangrove yang dikenal dengan#AdopsiMangroveBPN. Tiap orang yang berkeinginan ikut serta dalam penanaman, mendonasikan uang sejumlah Rp 10.000,- untuk tiap bibit mangrove yang akan ditanam. Para adopter akan mendapatkan  1 bibit mangrove dan laporan monitoring selama 3 bulan dalam bentuk foto-foto yang sudah ditanam. Program ini bekerja sama dengan pihak  POKMASWAS ( Kelompok Masyarakat Pengawas ) Hutan Mangrove DAS Manggar sebagai fasilitator. Daerah tambak yang sudah kosong dihijaukan kembali dengan adopsi mangrove. Sekarang, masyarakat di sekitar DAS Manggar sudah mulai sadar untuk menjaga lingkungan sekitar DAS dengan menjaga pohon mangrove yang ada.

Gerakan Earth Hour telah menjadi milik publik. Kita pun dapat melakukan aksi seperti EH Regional Kalimantan yang telah beraksi memberikan cahaya bagi lingkungan. Ini AKSIKU, mana AKSIMU?