Mengurangi Sampah Plastik Mampu Selamatkan Penyu Lekang

Added by Earth Hour Indonesia on 13th April 2015 in the category Artikel.

Plastik sudah lama menjadi masalah bagi lingkungan manusia. Plastik bekas aktivitas manusia pada umumnya membutuhkan waktu ribuan tahun untuk dapat terurai secara alami, hal ini mengakibatkan penumpukan jumlah timbulan sampah. Permasalahan sampah plastik ini ternyata tidak hanya terjadi di daratan. Masih banyak manusia yang sadar bahwa sampah yang dibuang sembarangan bukan pada tempatnya, 70 persennya akan hanyut terbawa aliran sungai yang berujung terbawa hingga pantai dan lautan lepas. Sampah plastik yang hanyut dilaut kini menimbulkan masalah baru khususnya bagi kelestarian penyu.

Kantong plastik yang dibuang dan hanyut di perairan atau di pantai, seringkali salah dikonsumsi penyu karena kantong plastik tersebut menyerupai bentuk ubur-ubur, yang merupakan makanan favorit penyu. Sampah plastik yang berada di tanah saja membutuhkan waktu lama untuk terurai secara alami, coba bayangkan jika sampah plastik ini berada didalam tubuh penyu. Plastik ini dapat menutup dan mengganggu saluran pencernaan penyu yang dapat berakibat fatal hingga kematian.

Hidup penyu yang secara alami saja sudah rentan, kini diperparah dengan kondisi pencemaran laut akibat sampah plastik. Belum lagi di daerah pantai, sampah  dengan berbagai macam bentuk dan ukuran ini menjadi penghalang bagi Penyu yang akan menepi untuk bertelur. Belum lagi sampah yang tercecer di pantai sering kali melilit sirip Penyu dan semakin mempersulit perjalanan mereka untuk bertelur dan berkembang biak.

Oleh karena itulah penyediaan tempat sampah dan petugas pengelola sampah di sekitar wilayah pesisir kini sangat dibutuhkan. WWF Indonesia dibantu beberapa komunitas sudah mengupayakan ketersediaan fasilitas tempat sampah melalui beberapa program seperti contohnya proyek #konservAksi yang bekerja sama dengan komunitas konservasi reiSPIRASI dan pemuda di pantai Samas, Yogyakarta. Selain itu WWF Indonesia juga meminta bantuan dinas terkait dalam kontribusi menjaga dan mengelola sampah di wilayah pantai.

Dalam menjalankan proyek ini, WWF Indonesia juga turut mengundang masyarakat umum untuk ikut bergabung membantu pemulihan kawasan pantai dari sampah, dengan mengadakan crowdfunding bertajuk Beri Ruang Untuk Penyu Lekang #BirukanLaut.

Dalam proyek ini, masyarakat dapat menyumbang sebagian uang mereka untuk mengatasi permasalahan sampah di pantai Samas. Pantai samas merupakan salah satu pantai area konservasi Penyu Lekang di Yogyakarta. Donasi tersebut akan langsung digunakan dalam proyek ini untuk penyediaan dan pembangunan bak sampah di wilayah pantai Samas. Pembangunan bak sampah ini secara langsung akan memberikan ruang bagi Penyu Lekang untuk berkembangbiak dan menempatkan sampah pada tempatnya sehingga tidak akan terbawa hingga lautan lepas. Selain penyediaan bak sampah, dalam proyek ini ditargetkan, sampah yang sudah terkumpul pada nantinya dapat didaur ulang.

Dengan ikut berdonasi, masyarakat sudah membantu keberlangsungan hidup Penyu Lekang sekaligus menunjang sanitasi masyarakat sekitar pantai Samas. Hal ini juga akan mendorong perubahan gaya hidup masyarakat Pantai Samas menuju gaya hidup yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab pada sampah.